Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2009

Tradisi Mubeng Beteng

Hening adalah bentuk refleksi manusia atas eksistensi dirinya. Eksistensi diri manusia yang mengada karena adanya sang pencipta. Bentuk refleksi atas permulaan kemanusiaan itu diejawantahkan oleh masyarakat Yogyakarta dalam bentuk tradisi mubeng beteng dalam kebisuan yang dilaksanakan tiap malam 1 Suro.  Mubeng beteng atau berjalan mengelilingi benteng Kraton Kasultanan Yogyakarta adalah tradisi yang terbuka untuk siapa saja tetapi harus benar-benar diam dan tidak berkata-kata serta harus berjalan kaki memutar sejauh kurang lebih empat km di seputaran benteng selama sekali, tiga kali ataupun lebih asalkan dalam jumlah yang ganjil dengan tujuan mendengarkan suara hati juga nurani.  Pada mulanya, mubeng beteng adalah tradisi asli Jawa yang berkembang pada abad ke-6 sebelum Mataram-Hindu. Tradisi asli Jawa itu disebut muser atau munjer (memusat) yang artinya mengelilingi pusat, dalam hal ini pusat wilayah desa. Ketika pedesaan kemudian pada akhirnya berkembang menjadi kerajaan, maka muser