Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2013

Menjadi “Che” : Dari intelektual tradisional ke intelektual organik. (Bagian 3)

Dari Intelektual Tradisional ke Intelektual Organik. Membaca sekilas kisah hidup “Che” Guevara, adalah sebuah kisah yang amat inspiratif. “Che” tampaknya tidak pernah nyaman dalam sebuah titik kekuasaan yang menurutnya meninabobokan. Saat ia bisa nyaman dalam sebuah kursi kekuasaan di bawah kawannya Fidel Castro (“Che” menjadi orang kedua yang berkuasa di Kuba, setelah Fidel), “Che” malah ingin memulai kembali gerakan revolusionernya di Kongo. Semangat revolusinya untuk menggulingkan pemerintahan korup yang berkuasa serta menggantinya dengan sebuah pemerintahan komunis, seperti yang dicita-citakan oleh Marx, telah mendorongnya untuk meninggalkan kursi nyaman di Kuba. Walau kemudian, perjuangannya di Kongo tidak membuahkan hasil. “Che” tidak menyerah. Ia tetap percaya pada satu cita-citanya, bahwa apa yang dicita-citakan Marxisme soal komunisme, adalah hal yang patut diperjuangkan bagi kebebasan umat manusia. Maka, tidak peduli dengan hasil yang diperoleh di Kongo, sekali lag

Menjadi “Che” : Dari intelektual tradisional ke intelektual organik. (Bagian 2)

Motor, Diary, Perjalanan dan Penyadaran Ernesto "Che" Guevara berusia  22 thn (1951). Foto diunduh dari  www.wikipedia.com Pada mulanya. Ernesto Rafael Guevara de la Serna lahir pada 14 Juni 1928 dari seorang ibu bernama Celia de la Serna y Llosa serta seorang ayah bernama Ernesto Guevara Lynch. Ernesto lahir di Rosario, Argentina. Ia adalah anak pertama dari lima bersaudara dari keluarga kalangan menengah atas keturunan Spanyol, Basque serta Irlandia. Semenjak kecil Ernesto telah dididik dalam aura penuh kepedulian pada yang tidak berpunya. Menurut kawan masa kecilnya Carlos Ferrer atau Calica [1] , Ernesto memiliki banyak kawan sepermainan dari keluarga miskin, walaupun ia sendiri berasal dari golongan keluarga yang cukup mampu. Ernesto berteman dengan anak-anak dari kelas sosial manapun. Ia menikmati pertemanan dengan anak-anak kelas atas, dan juga melakukan petualangan tanpa henti bersama anak-anak dari keluarga miskin. Ernesto besar dan tumbuh di te

Menjadi “Che” : Dari intelektual tradisional ke intelektual organik. (Bagian 1)

Wajah lelaki berjenggot itu ada dimana-mana. Di kaos-kaos kelas pinggir jalan, distro hingga kelas Plaza. Di pin-pin yang tertempel di dada aktivis hingga bocah ABG yang baru belajar bilang “I Love You”, di poster-poster yang terpampang di kantor-kantor LSM, kamar kos mahasiswa hingga warung pecel. Wajah itu juga mampir di botol minuman yang hampir setiap hari sudah seperti teman seperjalanan saya. Gambar itu bukan gambar seorang nabi dari Timur Tengah yang disebut Isa, Yoshua, Jesus atau Yesus. Lelaki itu adalah seorang pahlawan asal Argentina yang berjuang untuk Kuba, Kongo sampai Bolivia. Lelaki itu bernama Ernesto Rafael Guevara de La Serna atau terkenal sebagai “Che” Guevara. Bagi banyak orang di berbagai belahan dunia, “Che” adalah sebuah simbol. Simbol akan kebebasan juga pemberontakan dari kemapanan yang telah menghegemon. Bahkan bagi banyak orang, “Che” bukan lagi hanya sesosok manusia, ia telah menjadi semacam “icon”, dan kediriannya tidak lagi perlu dihadirkan secara fis