Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2010

Fotografi, dunia yang maskulin?

Apakah memang dunia fotografi adalah dunia yang maskulin? Pertanyaan ini bermula ketika beberapa waktu yang lalu, saya sempat bertemu dengan seorang kawan fotografer perempuan yang bekerja sebagai seorang fotojurnalis. Dalam sebuah kesempatan ngobrol yang begitu santai dan menyenangkan, saya sempat bertanya mengenai hal itu, dan jawabannya, membuat saya semakin berpikir saja. “Gak tau kenapa ya lus, semenjak gue kuliah, terus ikut klub fotografi di kampus, mata gue ini dah dibentuk jadi mata lelaki.” “Mata lelaki”, sebuah idiom yang amat menarik. Apakah ini, dan bagaimanakah idiom ini bisa muncul dan terucap dari mulut kawan saya itu. “Memang apa itu “mata lelaki?” tanyaku kepada kawan itu kemudian. “Maksudnya ya itu Lus, waktu gue motret, gue seperti melihat dari sudut pandang lelaki. Misalnya saja, waktu gue motret perempuan, perspektif keindahan seorang perempuan menurut gue adalah bagian-bagian dari tubuh perempuan yang dianggap seksi itu.” Pembicaraan itu kemudian semakin menarik

Perhaps Love, Momen Personal dalam Bahasa Universal

Mungkin cinta adalah saat seorang ibu sedang berjuang antara hidup dan mati dalam ruang persalinan, mungkin cinta adalah saat seorang ibu tersenyum melihat sang buah hati menguap dalam dekapan, dan mungkin cinta adalah saat seorang ayah mengintip dari balik jendela bidik dan menekan tombol rana untuk mengabadikan momen yang tak pernah ingin ia lupakan.   Mungkin Dicky Jiang, lewat bidikan-bidikannya itu sedang menunjukkan cinta pada keluarga kecilnya, dan mungkin foto-foto yang ditampilkan oleh Dicky Jiang ini adalah sebuah ekspresi cinta sederhana dari seorang lelaki yang begitu sentimentil, tentang momen ‘menjadi Ayah’. Menjadi Ayah adalah sebuah momen personal yang dimaknai secara personal pula oleh sang empunya, dan secara personal, saya sendiri tidak pernah merasakan momen itu. Entah bagaimana rasanya mendengar dan melihat tangis pertama buah hati, atau melihat istri tercinta menangis terharu memeluk si kecil yang berteriak-teriak karena kenyamanannya selama sembilan bulan terusi