Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2011

Mengartikulasikan Perempuan di Indonesia

Semenjak saya kecil, Ibu selalu memberi peringatan berlebihan kepada saya, ketika saya hendak bepergian ke rumah teman atau hanya bersepeda keliling kampung. “Hati-hati di jalan, kamu kan perempuan. Jaga sikapmu di rumah orang, apalagi kalau ada lelaki. Lalu kalau pakai rok, jangan biarkan rokmu tersingkap tinggi, nanti bisa-bisa lelaki tergoda,” ucap Ibu, yang biasanya mengatakan itu sambil beraktifitas di dapur saat saya hendak bersiap-siap untuk pergi dan berdiri di ambang pintu. Maka entah mengapa, selama perjalanan keluar dari rumah hingga tiba di rumah teman, ucapan Ibu seperti terngiang-ngiang di kepala saya. Dan sepertinya secara tidak sadar, ketika di rumah teman yang kebetulan memiliki saudara laki-laki, juga ada beberapa kerabat lelakinya, saya benar-benar menjaga sikap dan selalu memperhatikan rok yang saya kenakan serta berusaha untuk menutupi bagian lutut ke atas.  Hingga saya beranjak dewasa, kalimat-kalimat seperti itu terkadang juga masih diucapkan oleh Ibu. Kalimat-k

Nafas Terakhir Iin dan Simbah Wasikem

Saya ingat ketika kelas satu SD saya punya seorang kawan bernama Indah. Kami cukup memanggilnnya Iin saja. Iin adalah salah seorang tetangga yang berjarak sekitar lima rumah dari tempat tinggal saya, serta salah satu kawan bermain saya yang cukup dekat. Kami, saya, Iin dan beberapa kawan-kawan perempuan lainnya yang kira-kira berusia belum genap 8 tahun itu seringkali bermain masak-masakan yang bahan utamanya daun mangkok-mangkokan serta segenggam benalu yang berbentuk mie-mie-an. Bumbu penyedapnya cukup taburan tanah serta sedikit pasir yang bisa ditemukan dengan mudah di halaman belakang rumah Iin. Kami sering lupa waktu karena permainan itu.  Suatu hari, ketika saya dan empat orang kawan permainan saya hendak bermain masak-masakan lagi dan berjanji untuk bertemu di rumah Iin, ada sesuatu yang tidak biasa terjadi di sekitar rumah Iin. Orang-orang ramai berkumpul dan tampak berdesakan masuk ke rumah itu. Saya, serta empat orang kawan perempuan saya pun turut tumbuh rasa penasarannya d