“Aku adalah orang asing di tanah yang penuh dengan ranum madu dan hentak kaki bocah-bocah pada asinnya air laut serta kokohnya tembok-tembok kota tua ini.” Ini adalah sebuah pertemuan antara Barat dan Timur, juga sebaliknya. Sebuah pertemuan yang membawa melankoli bagi masing-masing yang bertemu. Bagi Caro, juga bagi Erik. Caro bertemu Erik di negeri Timur, dimana srengenge* selalu bersinar serta wajah-wajah manusianya, selalu tersenyum lebar terbakar matahari. Pertemuan mereka itu berlanjut pada sebuah kisah soal bagaimana akhirnya cita-cita mereka membangun sebuah rumah bertaut. Timur, bagi banyak masyarakat Barat, begitu banyak menjanjikan eksotika visual yang selalu menarik untuk direkam. Sebuah masyarakat yang bagi banyak orang Barat, masih tradisional, hidup dengan mitos-mitos, serta amat berwarna dalam kesehariannya. Sementara Barat, dari kacamata orang Timur, seperti gambaran sebuah tembok raksasa besar, dengan bangunan-bangunan kokoh, terkesan dingin, serta makhlu...