Memandangi foto, melihat kembali film-film tertentu atau mendengarkan musik yang menjadi kegemaran adalah -bisa menjadi- sebuah perayaan akan kenangan kepada yang terkasih. Dengan menghadirkan semua itu, rasa rindu pada sebuah kehadiran cukup terobati. Walau tidak benar-benar (cukup) sembuh, atau malah bisa menimbulkan lubang rindu yang makin menganga. Kenangan adalah –sepenuhnya- ilusi yang tercipta karena seluruh otak dan perasaan kita berusaha sekuat tenaga merestorasi ‘yang sudah lewat’ ke masa sekarang. Hasil restorasi itu seperti berlari-lari di kepala dan kadang melompat-lompat. Ia bisa berlari ke tempat-tempat yang menyenangkan, atau bisa saja melompat ke tempat-tempat yang suram. Jika sudah terlanjur sampai pada tempat yang menyenangkan, maka berbahagialah kita ketika itu. Tetapi jika ia terperosok pada tempat-tempat yang suram, hancurlah rasa kita. Ia hancur karena mau tidak mau harus bergumul dengan kenangan pahit, bahkan (mung...