Siapa yang tidak mati rasa jika setiap hari ‘dihujani’ oleh ribuan gambar. Gambar-gambar yang akhirnya menjadi cermin bagi yang melihat. Cermin tentang yang ideal dan tentang yang tidak. Apalagi gambar-gambar itu adalah beraneka wajah milik beragam manusia dengan senyum merekah bahagia. Bukankah kita selalu bercermin pada yang lain? Dan ketika cermin-cermin itu berhamburan, sangat wajar jika kita jadi limbung dan tersesat. Seperti si Narcissus versi interpretasi ulang McLuhan yang saya kutip dari The Allure of the Selfie ditulis oleh Brooke Wendt ; Narcissus, he reminds us, means numbness, which he results from viewing one’s reflection as a form of misrecognition. In contrast to the common understanding of the Narcissus myth, McLuhan observes that Narcissus did not fall in love with himself; rather he was numb to his image and could not recognize his reflection as his own. Narcissus thought his image was that of another. For example, when we unexpectedly encou...